Love Line (10/?)

C1458501-1361299767large copy_副本

Author                  : tatadap

Title                       : Love Line

Main Cast             : -Cho Kyu Hyun –Park Hyuna

Genre                    : Romance

Rating                    : 15

Length                   : Chapter

Desclimer             : Story and plot are mine! Don’t try to copy and paste this without my permission!!!

Happy Reading!

– Growing Pains – 

Rachel Kim turun dari mobil merah menyalanya nya tepat disebuah taman sepi itu. Taman yang sudah tidak terpakai lagi sepertinya. Semak belukar yang menjalar teramat panjang. Rerumputan yang tumbuh tinggi serta terlihat dua buah ayunan dan jungkat jungkit yang sudah terlihat rusak. Pemerintah mungkin sengaja tidak memperbaikinya, mengingat ini adalah daerah sepi yang penduduknya hanya orang orang dari kalangan bawah.

Kakinya yang terselimuti wedges bertali perak menginjak tumpuan paping yang mulai rusak. Mungkin terkikis karena hujan. Melepas kacamatanya membiarkan rambut barunya –dark brown lurus tanpa poni- tertiup angin perlahan lahan, menerpa wajahnya.

Rachel mengedarkan pandangannya, mencoba berjalan lebih kedalam karena dia tidak menemukan sosok yang dia cari. Beberapa saat melangkah, gads itu menemukan pria berjaket hitam dengan topi berwarna senada berdiri sambil memankan kerikil kecil di kakinya. Membelakangi Rachel.

Seketika Rachel mendekat dan tanpa perlu dipanggil pria itu menoleh. Melihatkan wajah tampannya yang terlihat seram dengan garis luka di sepanjang pelipis turun kebawah melewati pipinya. Sayang, ketampanannya cacat.

“Jadi, kapan aku bisa mengambilnya?” suaranya berat, dan terdengar sekali nada sadisme dari sana. Senyum picik menghiasi wajahnya saat dia menatap Rachel. Pria berbahaya, iyakan?

“Malam ini. Kyuhyun berangkat ke Seattle pagi ini, kakaknya akan menginap dirumah salah satu temannya yang akan menikah. Sementara orang tua mereka akan menghadiri pembukaan  salah satu panti sosial kepunyaan keluarga Cho yang baru. Dia lemah, tak punya perlindungan. Dia sendiri. Kau bisa mengambilnya, dengan cantik dan manis”

“Lalu?”

“Jangan membuatnya terluka sedikitpun. Karena itu adalah sebuah kepuasan jika aku yang melakukannya. Tugasmu membawanya dengan tanpa terendus. Untuk itu aku membayar mu mahal”

Pria itu menaikkan satu garis bibirnya tersenyum sinis, terlihat bengis “Kau tahu reputasiku. Kupastikan kau mendapatkan apa yang kau mau”

“Bagus. Aku menunggu untuk itu”

“Ngomong ngomong, gadis yang katanya penghalang kebahagiaanmu itu. Apa kau benar benar membencinya?”

Rachel termanggu. Apa dia membenci Hyuna? Gadis polos yang Rachel sendiri sadar betul betapa baik hatinya Hyuna. Setitik keraguan sering muncul terkadang, namun kebencian telah mendominasinya. Fakta bahwa Kyuhyun lebih memilih gadis sialan itu ketimbang dirinya memang membuatnya sakit hati dan tidak terima. Namun, satu fakta lagi yang baru ia ketahui menambah rasa bencinya pada gadis itu. Entah kenapa, dia merasa begitu membenci Hyuna namun sebagian dari dirinya mengatakan ‘jangan’ pada sikapnya yang satu ini.  Rachel tidak begitu yakin sebenarnya, apakah itu benci atau merupakan sebagian dari penyakit bodohnya yang katanya diidapnya itu. Satu yang dia tahu, dia tidak benar benar rela menyerahkan semua kebahagiaan yang menurutnya itu adalah haknya, pada seorang gadis bernama Hyuna itu.

“Ya” suaranya tegas dan lantang. Namun, pria berjaket hitam itu melihat sedikit ketakutan di mata Rachel. Tunggu, takut?

Choi Jong Suk, namanya. Mengangguk mengerti lalu menambahkan “Kubawa dia ke tempat itu?”

Rachel mengangguk. Lalu menatap Jong Suk “Kutunggu hasil kerjamu malam ini”

-o0o-

Kim Yesung membuka pintu hotel yang ia tempati sementara di Seoul.Tersenyum  saat menemukan Sung Jin berdiri disana dengan sekantung belanjaan.

“Ayo menambah lemak dan kalori malam ini” Kata Sung Jin sambil menjinjing apa yang dia bawa. Yesung terkekeh menyetujui lalu mempersilahkan Sung Jin masuk.

Sung Jin duduk  di sofa beludru berwarna cream. Membuka makanan makanan yang dia bawa sementara Yesung mengambil piring, sendok dan air mineral.

“Apa kau tidak menghabiskan uangmu? Kau tidak perlu tinggal di hotel begini. Tidur saja dirumahku, maka uangmu akan tetap tersimpan dengan aman di dompet” kata Sung Jin sembari sibuk dengan pekerjaannya.

Yesung duduk disebelahnya “Kufikir tidak masalah jika menginap di hotel. Aku juga tidak akan lama disini. Tujuan utamaku adalah mengunjungi makam kedua orang tuaku. Dan aku sudah melakukannya hari ini. Mungkin besok, atau lusa aku kembali ke Amerika”

Sung Jin menghela nafas kasar dan menggelengkan kepala “Serius, bro! Ini negara kelahiranmu. Tak ada salahnya kau berlama lama disini. Sepuluh tahun kau tidak pulang  dan ketika saatnya kau pulang, itupun tidak lama. Ck!”

Yesung terkekeh “Bukan aku tidak mau. Pekerjaanku menuntutku”

“Buka praktik saja disini”

“Tapi ijin praktikku disana”

“Tinggal minta surat permohonan pada pemerintah, kau bisa membuka praktikmu”

Yesung meringis “Tidak semudah itu. Tapi mungkin.. akan kupikirkan” Yesung mengedipkan matanya pada Sung Jin membuat keduanya tertawa.

Mereka makan dalam hangat. Saling melepas rindu dan bercerita seru satu sama lain. Terkadang tertawa konyol hanya mengingat bagaimana tingkah mereka dahulu saat di sekolah menengah. Luar biasa penakut dan cupu. Setidaknya untuk Yesung. Untuk Sung Jin, pria itu bahkan sudah menjadi incaran wanita sejak masih di TK. Pesonanya memang patut diacungi jempol.

“Yesung~ah, aku inging menunjukkan sesuatu padamu” Ucapan Sung Jin berubah serius ketika dia mengingat tujuan awalnya mengunjungi Yesung. Sempat terlupakan karena kesibukan mereka bernostalgia. Sung Jin meletakkan sumpitnya lalu meraih tas nya. Sementara Yesung meneguk air mineral sebelum menerima sebuah file dengan bungkus cokelat yang diberikan Sung Jin padanya.

“Apa ini”

“Didalamnya ada beberapa bukti dari hasil pengamatan atas praduga ku selama ini. Seperti foto, asal usul seperti tanggal lahir, tempat lahir  dan macamnya. Seperti riwayat hiduplah. Lalu juga jumlah anggota keluarga, sanak family berhubungan, bahkan sampai menyangkut hal hal spesifik yang menjadi kesamaan keduanya”

Yesung membuka isinya. Mulai memperhatikan deretan foto yang cukup banyak. Terlihat membanding bandingkan sekilas. Terkadang, dahinya mengkerut pertanda dia sedang berfikir. Lalu bergumam ‘mmh’ dan menganggukan kepalanya. Sementara Sung Jin menunggu reaksi Yesung sambil terus memakan makanannya.

“Bagaimana menurutmu?”  tanya Sung Jin

“90%. Kita belum benar benar tahu, setidaknya kita harus melakukan tes DNA jika ingin benar benar yakin. Tapi kalau mendapat pribadku, kemungkinan 100% itu ada. Hasil pencarianmu hampir bisa membuat aku langsung berkesimpulan demikian Sung Jin~ah

“Benar kan dugaanku. Aku memang sudah merasakannya sejak awal. Wajahnya mengingatkanku pada Sung Hwa hyung. Lalu, caranya berbicara dan bersikap sama seperti ibunya. Maksudku, orang yang kucurigai sebagai ibunya”

“Aku punya kenalan dokter hebat di Route International Hospital. Akan kuhubungi dia untuk membantu kita masalah DNA”

Sung Jin meringis “Maksudmu aku harus mendapatkan sample dari tubuhnya begitu? Baik darah ataupun helai rambut dan akan kau bawa kesana?”

Yesung mengangguk.

“Lalu bagaimana kau mendapatkan milik ibuku?” Sung Jin menaikkan alisnya.

Yesung ganti menatapnya dengan mata menyipit “Kau belum bilang pada kedua orang tuamu masalah ini?”

Sung Jin menggeleng. “Aku bingung harus mulai darimana. Sementara eomma, dia belum pulih sepenuhnya”

“Setidaknya kau ceritakan praduga mu ini pada ayahmu. Dengan begitu, akan lebih mudah untuk kita”

“Oke. Malam ini aku akan menghubungi appa

Yesung mengangguk kemudian kembali memperhatikan salah satu foto di dalam sana. Lalu tersenyum. “Dia cantik Sung Jin~ah

Sung Jin ikut tersenyum “Benarkan? Sesungguhnya, jika aku boleh jujur aku sudah jatuh pada tatapan matanya yang teduh sejak pertama kali bertemu dengannya” Sung Jin menunduk, tersenyum miris.

“Hebat. Kau jatuh cinta pada gadis ini!” Yesung bersorak senang. “Tidak perlu sedih begitu, jika dugaan kita terbukti benar dan faktanya dia adalah adik tirimu, kau masih bisa bersamanya. Karena kalian tidak punya ikatan darah apapun. Itu sah dimata Tuhan” Yesung menepuk pelan pundak Sung Jin

“Jika hanya itu masalahnya, aku tidak akan memutuskan untuk mundur” Sung Jin menatap lurus kedepan lalu berkata “Dia sudah memiliki penjaga hatinya sendiri. Dan aku tidak mungkin tega memisahkan mereka”

“Wah, big bro. Hatimu baik juga ternyata”

Sung Jin tersenyum cerah menatap Yesung “Keduanya adalah orang yang sangat aku sayangi. Tentu kadar kebaikan yang mungkin aku punya di dalam diriku akan kuberikan pada mereka”

Yesung terkekeh “Jangan merendah. Sesungguhnya kau memang pria yang baik”

Well, aku anggap itu sebagai pujian”

“Ngomong ngomong, siapa namanya?”

“Park Hyuna”

-o0o-

Malam begitu pekat terasa. Semakin larut dan hitam. Burung bercicit mengerikan disuatu titik tertentu, pohon pohon.

Entah karena terbawa euforia ‘sehabis menonton film horror’ nya atau bukan, Hyuna merasa berbeda malam ini. Tidak tahu pasti tapi yakin akan hal itu. Setelah selesai dengan The Conjuring nya yang baru sempat dia tonton pasca perilisan film itu, Hyuna dengan mudah terkesiap beberapa kali hanya dengan suara. Padahal itu hanya suara para pelayannya yang entah mengerjakan apa di dapur.

Sial. Dia menyesal menonton film seperti itu disaat rumah kosong. Tidak dalam arti yang sebenarnya, karena para pelayan yang jumlahnya lebih dari lima itu pun dirumah. Tapi percuma, rumah sebesar ini dan dia tidak ada teman mengobrol. Alih alih mengalihkan kebosanannya dengan menonton film, justru dia malah ketakutan tidak jelas seperti ini.

Ponselnya berdering mendadak membuat dia terlonjak dan memekik. Ketika gadis itu sadar akan kebodohannya, helaan nafas kasar keluar dari mulutnya.

“Bodoh. Hanya suara dering ponsel” umpatnya, lalu membenarkan posisi duduknya yang sedari tadi meringkuk di ujung sofa dengan layar TV yang masih menyala. Hanya menyiarkan iklan iklan yang tak terlalu menjadi perhatiannya.

“Aku merindukanmu” tepat setelah Hyuna mengangkat nya, suara Kyuhyun terdengar disebrang. Lelah dengan helaan nafas yang menyiratkan arti kerinduan untuk gadis itu. Membuat Hyuna tersenyum sekilas lalu mengulum bibirnya yang ingin cemberut, karena jelas dia juga merindukan pria-nya.

“Aku juga”

“Terimakasih Tuhan, kau mengangkat ponselmu. Maaf jika aku membangunkanmu yang sedang tidur. Tapi aku tidak bisa menahannya untuk mendengar suaramu”

Hyuna melirik jam dinding. 10.50 malam. Di Seattle masih pagi, sekitar jam 6 atau jam 7.

“Aku belum tidur, baru selesai menonton film” Hyuna mengernyitkan dahinya ketika tiba tiba dia teringat lagi adegan –yang menurutnya- mengerikan yang baru saja dia tonton.

Terdengar Kyuhyun menghela nafas “Aku berharap kau disini”

“Dan merepotkanmu? Tidak tidak, kau harus fokus pada pekerjaanmu”

“Apa aku pernah mengeluh tentang kau yang selalu merepotkan? Justru dengan adanya kau disini, aku bisa lebih bersemangat. Dan saat aku lelah, aku bisa memelukmu. Ingat? Kau berjanji akan selalu memelukku ketika aku lelah”

Dengan sendirinya, bibir gadis itu tersenyum “Kalau begitu cepat selesaikan pekerjaanmu dan kembali kesini lalu mendapatkan satu pelukan dariku”

Hyuna bisa merasakan Kyuhyun mengeluarkan senyum satu garis bibirnya yang menawan. Dia tahu Kyuhyun akan menggodanya sebentar lagi “Hanya sebuah pelukan? Tidak ada cium?”  dan tepat sekali dugaannya.

“Kita lihat saja nanti” Hyuna mengulum senyumnya

“Apa maksdunya kalimat mu itu?”

Well, cobalah mencaritahu jawabannya sendiri tuan Cho” Hyuna terkekeh ketika mendengar Kyuhyun berdecak. Dia melanjutkan “Sudah makan?”

“Mmm. Sarapan, tepatnya. Kau?”

“Err.. aku sedang tidak berselera makan apapun hari ini” Jawab Hyuna menggigit bibirnya. Dia tahu Kyuhyun akan tidak suka dengan hal ini.

Gadis itu dapat mendengar Kyuhyun menahan geramannya “Demi Tuhan ini sudah larut malam dan kau belum mengisi perutmu seharian?  Kau tidak mau aku jadi mengkhawatirkanmu dan tidak fokus disini kan?”

Hyuna menggeleng lemah saat kemudian dia sadar Kyuhyun tak dapat melihatnya “Aku tahu. Aku akan makan sekarang”

“Bagus. Dan ingat, makan bukan tergantung pada perasaan ‘selera’-mu itu. Kau harus makan karena itu memang harus” Kyuhyun berceloteh.

Hyuna meringis “Baiklah baiklah, aku kan sudah bilang aku akan makan” Hyuna berdiri dengan ponsel ditangannya, menuju ke arah dapur. “Dengar, aku sedang berusaha mencari sesuatu yang bisa kumakan” katanya sembari membuka lemari pendingin dan menerka nerka apa yang bisa dia buat di tengah malam dengan instan dan cepat.

“Jangan pernah berfikir aku terlalu mengekangmu, Hyuna. Aku melakukan ini agar kau bisa menjaga dirimu dengan baik saat aku jauh. Seperti sekarang”

Hyuna merasakannya. Hatinya menghangat mendengar penuturan lembut Kyuhyun. Dan senyum  itu mengembang di wajahnya. Dia tahu itu, jelas. Semua orang yang bersikap protektif bahkan mungkin over-protektif terhadap pasangannya merupakan suatu sikap spontan yang ditunjukkan sebagai bentuk kasih sayang.

“Aku tahu. Maafkan aku karena membuatmu khawatir”

Terdengar desahan lega dari Kyuhyun “Setelah makan, pastikan kau langsung menuju ke kamar untuk tidur. Aku akan bersiap, sekarang jam 7 pagi dan jadwal pertemuanku satu jam lagi. Mungkin aku tidak akan menghubungimu sampai siang” sedikit nada menyesal terdengar disana.

Hyuna mengangguk sambil bergumam ‘mm’ di ponselnya “Jangan khawatirkan aku. Fokus pada pekerjaanmu”

“Aku berharap aku bisa” jawab Kyuhyun dengan ragu, membuat Hyuna mengernyitkan dahinya

“Serius, Cho. Aku kan menuruti perkataanmu untuk makan. Jadi jangan terlalu memikirkannya lagi”

“Bukan begitu” Kyuhyun mendesah “Aku merasa tidak enak. Perasaanku tidak enak. Dan sejak tadi aku gelisah” Kyuhyun mengaku.

“Tenanglah. Mungkin kau sedikit gugup dengan pertemuan penting kali ini”

Terjadi hening beberapa saat, Kyuhyun ragu itu alasannya tapi dia mencoba berfikir positif saja “Ya. Mungkin perkataanmu benar. Jaga dirimu, aku tutup teleponnya”

“Kau juga, jaga dirimu”

“Aku mencintaimu”

“Begitupun aku”

-o0o-

Hitam. Hitam. Hitam. Semua yang dikenakan pria itu hitam. Hingga membantunya tersamarkan dengan bantuan pekatnya malam, serta posisi dimana dia berdiri kini.

Jong Suk memperhatikan Hyuna yang sedang berbicara dengan seseorang di ponselnya dari halaman belakang rumah megah itu. Menunduk diantara semak semak yang tak kentara. Pria itu melihat bagaimana Hyuna yang berjalan mondar mandir di area dapur dengan ponsel yang masih setia di telinganya.

Tak lama hingga akhirnya Hyuna menutup pembicaraannya dan meletakkan ponselnya di kantung piyama pink polkadotnya yang tebal.

Dari kegelapan malam dan tempat dia berdiri, Jong Suk bisa melihat jelas bagaimana gerak gerik dan raut wajah gadis itu. Dia nampak seperti gadis baik hati yang polos. Terbesit sedikit kasihan di hati Jong Suk mengingat bahwa gadis innocence itu akan mendapatkan suatu kejutan mengerikan malam ini. Dia hanya akan menunggu malam semakin larut, membiarkan Hyuna terbaring di dalam kamarnya. Dan saat itu, dia akan menjalankan misinya.

-o0o-

Jam menunjukkan pukul setengah dua dini hari. Dan disana benar benar senyap.

Jong Suk menarik topi hitamnya lebih kebawah. Meletakkan sesuatu ke dalam saku jaketnya. Dan keluar dari semak belukar.

Berjalan ke sisi lain rumah besar itu. Dengan semua pengalamannya, serta semua yang sudah di perhitungkan dengan masak, Jong Suk masuk dengan mudah. Dengan tanpa mencongkel congkel pintu seperti maling, ataupun memanjat dinding demi mencapai kamar Hyuna yang berada di lantai dua.

Dia tidak merasa takut sedikitpun. Dengan taktik, cara dan gerak geriknya dia tahu dia tidak akan ketahuan. Jangan panggil dia Jong Suk jika dia tidak bisa hal macam ini.

Setelah berjalan hingga kini berada di dalam kamar Hyuna, pria itu mendekati ranjang. Dimana seorang gadis dengan piyama pink tertidur nyaman dengan selimut yang menutupi sebatas perutnya. Sepersekian detik dilakukan Jong Suk untuk memperhatikan gadis itu. Entah apa yang membuatnya tersenyum, namun satu hal yang dia dapat simpulkan.

‘Rachel Kim tidak akan pernah menang dari gadis ini’ ucapnya dalam hati.

Hyuna menggeliat dalam tidurnya dan entah apa yang dirasakannya hingga dia mengedip kan matanya berulang kali lalu perlahan membuka mata.

Tepat saat dia melihat sosok lain di kamarnya, sebuah jarum suntik menancap di lehernya. Membuat pekikan nya hanya menjadi cicitan kecil dan sesaat kemudian, gadis itu lunglai. Tak sadarkan diri.

-o0o-

Sinar matahari yang menyilaukan memaksa Hyuna terjaga. Dia membuka mata dengan segala sisa kekuatan yang masih dirasakannya, bahkan gadis itu tidak tahu kenapa tubuhnya terasa sangat kaku dan lemas.

Kepalanya yang sempat menunduk berusaha tegak, dan perlahan menajamkan pengelihatannya saat sesuatu di depannya terasa buram. Gadis itu bergerak tak nyaman hanya untuk menyadari bahwa dirinya terduduk disebuah kursi dengan tangan dan kaki terikat tali berwarna kuning. Keningnya mengerut dan wajah ketakutan muncul disana. Mulutnya tertutup lakban besar berwarna hitam membuat suara teriakannya teredam. Gadis itu menoleh kesana kemari untuk memastikan berada dimana dia kini.

Gedung tua. Itu yang dapat dia simpulkan saat melihat sekekelingnya adalah ruangan besar kosong dengan dinding yang cat nya telah memudar, sawang sawang dimana mana serta tebalnya debu debu disekitar. Hawanya pengap dan tak enak.

Hyuna berusaha melepaskan drinya dari tali itu. Menarik narik tangannya, bergerak gerak kencang hingga membuat kursi yang didudukinya ikut bergerak. Tahu usahanya sia sia, gadis itu berhenti sejenak. Mendengar nafasnya yang tidak beraturan dan keringat di dahinya mulai mengucur.

Hal terakhir yang dia ingat sebelum ini hanya sesosok bayangan hitam yang tiba tiba ada dikamarnya. Sesuatu mengincar nyawanya. Membuat tubuh gadis itu menegang jika memang dugaanya benar. Satu yang dapat ia fikirkan dalam kondisi seperti ini. Kyuhyun.

Tak lama, pintu kayu yang berada cukup jauh darinya menjeblak terbuka. Merasa was was, Hyuna memicingkan mata antara ketakutan dan berusha menajamkan pengelihatannya akan sesorang yang sedang berjalan santai ke arahnya.

Hyuna bergetar ketika pria itu berdiri tepat di depannya. Tubuhnya tinggi menjulang membuat gadis itu mendongak untuk bisa melihatnya. Dengan tiba tiba, Jong Suk berlutut di depan Hyuna. Meletakkan tangannya di salah satu kaki nya menopang. Menatap gadis itu lekat. Membuat Hyuna semakin ketakutan.

“Aku tidak mengerti kenapa dia begitu membencimu” suara Jong Suk terdengar. Sedang Hyuna masih terlihat was was dengan nafas yang saling membentur. Memandang Jong Suk.

“Bahkan dengan alasannya yang menurutku tidak logis” Mata Jong Suk menyipit ke arah Hyuna “Tapi aku tahu dia memang tidak akan pernah menang darimu”

Hyuna mengerutkan dahinya bingung. Apa sebenarnya yang dikatakan pria dihadapannya ini? Dan siapa yang yang pria itu maksud dengan ‘dia’ ?

Jong Suk tersenyum kecut “Aku tidak pernah merasakan penyesalan atas semua hal yang pernah aku lakukan” dia berhenti sejenak hanya untuk menatap Hyuna dengan pandangan yang lebih manusiawi, sepertinya. “Tapi membawamu kesini, membuat aku tidak bisa tidur semalaman. Sial.”

Hyuna termanggu. Gadis itu menatap sosok di depannya dalam. Berusaha mencerna kata katanya, dan melihat tatapan matanya. Menurutnya, pria ini bukan orang jahat.

“Tapi aku berharap kau jangan menaruh harapan padaku. Aku hanya seorang pesuruh yang ditugaskan untuk membawamu. Menculikmu lebih tepatnya. Dan aku, hanya akan patuh dengan orang yang memerintahku. Sekalipun dia memintaku untuk menyakitimu”

Jong Suk berdiri, diikuti oleh arah pandang Hyuna. “ Dunia ini memang penuh ketidakadilan. Bahkan gadis sepertimu harus merasakan hal tak mengenakkan ini. Well, semoga keberuntungan berpihak padamu. Aku tahu kau orang baik” dan setelahnya, pria itu memutar badan dan berjalan keluar dari ruangan. Meninggalkan Hyuna dengan segala perasaan yang berkecamuk.

-o0o-

Waktu yang Hyuna habiskan di ruang asing itu hanya sibuk berusha melepaskan diri. Mencari cari apakah ada sesuatu, atau benda yang dapat menolongnya lepas dari ikatan yang sialan kencang itu. Rupanya sudah kusut, dengan rambut yang benar benar berantakan dan keringat yang terus mengalir.

Nafasnya masih terengah engah ketika satu satunya pintu yang ada disana kembali terbuka. Kini, seorang seorang wanita masuk dengan anggunnya. Diikuti pria aneh yang tadi sempat berbicara padanya. Hanya satu detik untuk Hyuna menyadari siapa sosok itu. Rachel Kim.

Dengan jeans panjang yang dipadukan tank top putih kemudian dibalut oleh jaket kulit hitam. Rachel Kim menatap tajam pada Hyuna. Sepatu boots dengan heels sedang serta rambut lurus panjangnya yang diikat kebelakang membuat rachel seperti tokoh tokoh wanita dalam film action. Dia seperti seorang penjahat wanita.

Alih alih merasa takut dengan tatapan Rachel Kim padanya, Hyuna malah ganti menatap gadis itu dengan mata menyalang. Dalam waktu kurang dari satu menit, dia bisa menghubungkan benang merahnya.

Rachel Kim. Menculiknya. Karena Cho Kyuhyun.

PLAAAAAAAAKKK!!

Satu tamparan keras berhasil di dapatkan Hyuna di pipi kanannya sesaat setelah Rachel Kim berdiri di depannya.

PLAAAAAKKK !!

Dan satu lagi di pipi kirinya. Hyuna meringis dalam keadaan mulutnya yang masih terbungkus. Pipinya terasa panas.

Dengan kasar Rachel Kim merobek lakban itu dari mulut Hyuna menghasilkan bunyi ‘SREEET’ yang sangat keras dalam ruangan kosong itu. Menahan erangan perihnya, Hyuna mendongak menatap Rachel. Dengan nafas memburu dan keringat bercucuran dari pelipisnya.

“Rachel Kim” katanya menatap Rachel. Tapi tidak dengan tatapan bengis. Lebih dari tatapan kasihan.

Rachel mendengus “Hidupmu tergantung padaku sekarang. Jadi jangan coba coba untuk bertindak bodoh gadis sialan”

“Lalu apa? Kau akan membunuhku?” Hyuna menyipitkan matanya pada Rachel

Rachel tertawa keras “Mungkin saja. Tapi yang pasti tidak saat ini. Aku lebih menikmati untuk menyakitimu terlebih dahulu”

“Kasihan”

Tawa Rachel berhenti seketika, mendelik pada Hyuna “Apa katamu?”

“Kasihan. Aku kasihan sekali padamu?”

Emosi Rachel mulai naik “Kau!” tunjuknya ke arah Hyuna “Berani beraninya kau—“

“Kau jelas jelas adalah seorang wanita terhormat. Tapi ini yang kau lakukan pada orang lain saat cintamu bertepuk sebelah tangan?  Oh, atau aku bisa menyebutnya ‘obsesi yang tidak sampai’?”

“Gadis sialan! Kurang ajar!” Rachel meradang. Dia kembali menampar Hyuna bolak balik dengan tangannya. Alih alih membuat Hyuna diam, gadis itu malah menatap Rachel kembali dengan nyalang matanya yang menantang. Darah mengalir di sudut bibirnya “Aku tidak akan pernah mengemis padamu untuk bisa melepaskanku. Aku hanya berharap kau sadar dengan apa yang kau lakukan dan dengan begitu melepaskan aku tanpa harus aku minta”

Rachel tertawa sengit “Bagus. Berfikirlah seperti itu karena sampai kematian menjemputmu, harapanmu tidak akan pernah terkabul”

Rachel berbalik. Meninggalkan ruangan itu. Jong Suk menyaksikan itu dengan tenang. Tangan yang dia letakkan di dalam kantung, dan mata yang mengawasi tajam. Pasca kepergian rachel, Hyuna masih menatap kearah pintu dengan nafas yang perlahan lahan kembali normal. Kemudian Jong Suk dapat melihat Hyuna menghela nafasnya sesaat sebelum mata mereka kembali bertemu. Dalam beberapa detik. Setelah itu, Jong Suk mengambil langkah untuk menyusul rachel yang telah terlebih dulu pergi dari sana.

-o0o-

Ketika Kyuhyun memasuki pekarangan rumahnya, dia benar benar dikalutkan dengan rasa cemasnya yang dominan. Hyuna tidak bisa dihubungi dalam dua belas jam terakhir. Dan begitu proses kerja sama yang begitu rumit telah selesai di lakukan di Seattle, pria itu langsung menaiki Jet perusahaan dan kembali terbang ke Seoul. Harus bertemu Hyuna secepatnya, memastikan gadis itu baik baik saja.

Masuk ke rumah besarnya, dia disambut oleh kakak perempuannya yang sedang menelpon dengan ponsel di telinganya, turun dari lantai atas dengan tergesa, dan berbicara dengan suara panik.

Tubuhnya menegang ketika dia mendengar satu kalimat dalam pembicaraan kakaknya di telepon ‘Hyuna menghilang’

“Aku sudah menghubungi Kepala Keamanan Choi. Lalu meminta detektive kita untuk mencarinya, appa” Ahra tampak berbincang bincang dengan ayahnya dan belum menyadari kehadiran Kyuhyun di ambang pintu yang membeku. Dia berjalan dan memerintahkan pelayan pelayan untuk bergegas keluar dan membantu pencarian.

“Kyuhyun belum tahu. Nanti setelah dia pulang akan kuberitahu. Appa, jangan khawatir. Kami akan mencarinya. Aku akan menunggu kalian di rumah” telepon tertutup dan Ahra berbalik hanya untuk menyadari kehadiran Kyuhyun yang menatapnya dengan tatapan panik. Ada pertanyaan di wajah adiknya.

“Kyuhyuna~ah!” Ahra berlari, menghambur menghampiri Kyuhyun.

“Apa kau bilang tadi, Hyuna menghilang?” tanyanya skeptis. Terdengar pelan namun was was. Setelahnya, Ahra mengangguk cemas. Gadis itu menggigiti bibirnya panik “Aku baru pulang pagi ini dan kata para pelayan, Hyuna tidak keluar untuk sarapan. Mereka sudah mengetuk pintu kamarnya berkali kali tapi tidak ada jawaban. Mereka takut untuk masuk ke kamarnya, jadi aku yang masuk untuk mengecek keadaannya. Tapi ternyata,  tidak ada siapapun di dalam. Aku menghubunginya tapi ponselnya ada di kamar. Ku hubungi semua teman dekatnya, dan hanya Hee Chan saja yang aku ingat. Tapi dia juga disana” Ahra menjelaskan, panik.

“Aku juga menghubungi genk-mu mereka tidak tahu dan setelah kuceritakan pada mereka Hyuna tidak ada dirumah tiba tiba, mereka ikut panik. Sekarang mereka dalam perjalanan kemari, begitupun Appa dan Eomma yang kemarin pergi ke Jeju untuk menghadiri pembukaan yayasan yang baru. Saat ini, semua sedang dalam misi pencarian. Termasuk Kepala Keamanan Choi dan detektive keluarga kita. Kyuhyun~ah, bagaimana ini?” Ahra bergerak gerak gelisah dengan ponsel yang terus berada di tangannya, takut takut ada yang menghubunginya dan mengabarkan hasil pencarian tentang Hyuna. Matanya terasa panas ingin menangis, tapi dia tahan. Tidak ingin membuat Kyuhyun semakin panik. Dari tatapan matanya, gadis itu tahu bahwa Kyuhyun bahkan sudah jauh dari kata panik.

Cemas melanda Ahra ketika tidak ada respon dari adiknya itu. Pandangan Kyuhyun yang menyiratkan bahwa dia benar benar khawatir serta wajah lelahnya setelah perjalanan jauh membuat hati Ahra, sebagai kakak perempuan satu satunya tidak tega. Dengan lembut dia mengusap tanagn Kyuhyun “Duduklah dulu. Akan kusuruh Betty membuatkan secangkir teh hangat. Kau kacau Kyuhyun~ah. Mungkin aku yang terlalu panik, mungkin Hyuna hanya berjalan jalan disekitar sini lalu tersesat” Kalimatnya untuk membuat Kyuhyun tenang. Tampak tak masuk akal memang, Ahra pun menyadarinya. Tapi dia juga butuh membuat adiknya tenang, setidaknya kekhawatirannya berkurang.

Noona” tiba tiba Kyuhyun menatapnya dengan tatapan mata yang menajam.

“Aku harus pergi ke suatu tempat” denga itu Kyuhyun bergegas melenggang keluar rumah, membuat Ahra cemas.

“Kyuhyun! Cho Kyuhyun! Yaaaa!!!! Mau kemana!!”

-o0o-

Hanya ada satu nama di benaknya ketika semua kejadian itu memaksa berputar di otaknya. Membuat Kyuhyun menggeram marah dan mencengkram kemudi mobil lebih erat.

Rachel Kim.

Tidak salah lagi, gadis itu pasti pelakunya.

Dengan kecepatan mobil di atas rata rata, Kyuhyun menembus jalanan kota Seoul dengan aktif. Menyalip satu, dua, atau bahkan lima mobil di depannya dengan serampangan. Membuat beberapa pengendara merong rong protes dengan menekan klakson keras keras ke arahnya.

Terserah. Ini keadaan darurat. Dan pria itu harus bergegas jika ingin suatu kejelasan.

Sampailah dia di apartemen Rachel Kim. Dengan tatapan mata bak burung elang yang tajam, pria itu menempuh lagi untuk bisa sampai di kamar gadis itu. Menaiki lift, dan berjalan. Dan kini, sampai di tempat tujuannya.

Dengan tidak sabaran, Kyuhyun memencet bel dengan berulang kali. Sekilas, melihat jam di pergelangan tangannya. Pukul setengah lima sore. Gadis itu pasti dirumah. Kalau perkiraan Kyuhyun benar, Rachel akan lebih suka berdiam diri dirumah hingga saat malam tiba, barulah gadis itu keluar. Mengunjungi club club dan menggila bersama teman temannya.

Pintu menjeblak terbuka dengan sedikit sentakan dan muncul Sung Jin disana.

“Aku baru saja akan menghajar siapapun itu orang yang memencet bel dengan tidak sabaran. Tapi ternyata itu kau” Tatapan Sung Jin berubah serius “Hey, apa yang kau lakukan disini? Aku baru akan pergi kerumahmu. Minho baru saja menghubungiku bahwa Hyuna menghilang” Dan Kyuhyun bisa melihat dengan jelas kecemasan yang mendalam disana. Hatinya tiba tiba bergejolak. Sial.

“Kenapa kau disini, Hyung?” Kyuhyun berucap datar. Berusaha menahan emosinya.

Well, itu cukup wajar untuk mengunjungi tempat tinggal adikku” Sung Jin masuk dan Kyuhyun mengikutinya.

Mereka berjalan ke ruang tengah “Aku ingin bertemu Rachel” kata Kyuhyun tiba tiba, Sung Jin membalikkan badannya. Mengangkat satu alisnya dan menatap Kyuhyun bingung.

“Tumben sekali? Ada perlu apa kau dengan adikku”

Kyuhyun tidak menjawab. Pria itu hanya diam dan berusaha mati matian untuk tidak berteriak di depan Sung Jin bahwa Rachel adalah dalang dari menghilangnya Hyuna. Tidak. Bagaimanapun, dia tidak punya bukti. Dan bagaimanapun, Sung Jin adalah kakak Rachel dan pria itu sangat menghormati Sung Jin sebagai rekan kerja, sekaligus sahabatnya.

Ketika Kyuhyun hanya terdiam dengan pandangan yang jelas jelas menahan marah, Sung Jin tiba tiba menggeram marah “Sialan! Kau mengira hilangnya Hyuna ada hubungannya dengan Rachel!!” Sung Jin berteriak. Dia marah, tentu saja. Sebagai seorang kakak laki laki, hal paling mulia baginya adalah bisa melindungi adik perempuannya.

Sung Jin maju mendekati Kyuhyun dengan emosinya yang siap meledak “Aku tahu kau membenci adikku Cho Kyuhyun. Dan aku bahkan tidak protes dengan itu karena aku memang sadar kelakuan adikku terhadapmu adalah hal yang buruk. Dengan kau membenci adikku, tidak merubah pertemanan kita selama ini. Tapi kalau saat ini kau menuduh adikku yang tidak tidak– ” Sung Jin berapi api “Aku tidak akan tinggal diam Cho Kyuhyun”

“Maafkan aku jika itu mengangggumu Hyung” Kyuhyun berucap, merasa menyesal. Tapi sesungguhnya, pria itu tidak pernah salah akan instingnya.

“Jelas! Jelas itu sangat menganggu Kyu!! Kau–” Sung Jin menunjuk Kyuhyun dengan jarinya “mencemaskan Hyuna, mencemaskan adikmu bukan? Itu yang aku rasakan sebagai seorang kakak. Aku cemas pada adikku yang dituduh macam macam”

Tak  di duga, Rachel keluar dari kamarnya dengan mata setengah mengantuk. Nampaknya, gadis itu terbangun dari istirahatnya dengan suara ribut ribut di ruang tengah. Setelah melihat ada siapa di sana, Rachel terlonjak senang dan menghampiri Kyuhyun lalu memeluknya. “Kyuhyun~ah!! Kau disini”

Kyuhyun hanya terdiam kaku saat matanya masih beradu tajam dengan mata Sung Jin. Dengan kasar, Sung Jin mengambil kunci mobilnya. Berjalan mendekat dan berhenti tepat di depan Kyuhyun “Bicara apa yang perlu kau bicarakan padanya. Aku berharap kau tidak menyakiti hatinya dengan dugaan konyolmu itu, Kyuhyun~ah” dan setelah itu Sung Jin keluar dari apartment Rachel.

Rachel menatap kepergian kakaknya dengan dahi mengernyit heran “Kenapa dengan kakakku?” tanya dengan polos ke arah Kyuhyun.

Kyuhyun menatapnya. Mencoba menatap Rachel lekat. Wajar jika Sung Jin sangat sayang pada Rachel. Jika seperti ini, Rachel terlihat seperti Kim Seo Jung nya yang dulu. Begitu polos dan tidak ada kebusukan di hatinya. Lihatlah Rachel Kim yang baru bangun tidur ini, sangat innocence dan lugu. Dengan piyama lucu berwarna cokelat bergambar beruang. Cara bicaranya pun manis, tidak penuh dengan rayuan ataupun nada sinis yang biasa dia dengar. Tanpa make up yang berlebihan, ya.. inilah sosok Kim Seo Jung yang sempat memiliki hatinya dulu.

“Kenapa kau kemari? Ah~ kau sudah sadar jika wanita bernama Hyuna itu tak sepadan denganku kan? Makanya kau datang menemuiku dan ingin menghabiskan malam denganku?”

Dan ketika Rachel berbicara lagi, kata katanya menyadarkan Kyuhyun kalau dia memang Rachel Kim yang berbisa. Bukan Kim Seo Jung –nya. Bukan gadis manis yang sempat membuatnya jatuh hati dulu.

“Langsung saja” Kyuhyun menatap Rachel lekat “Hyuna menghilang. Itu semua karena kau kan?” ucapnya skeptis.

Rachel tersenyum sinis, lalu dengan nada di buat buat seperti menyesal “Oh, Hyuna menghilang. Aku ikut sedih mendengarnya” kemudian gadis iitu tertawa keras “Terserah kau meuduhku apa. Tapi yang jelas, aku sangat sangat sangat senang mendengar hal ini. Hyuna menghilang. Gadis sialan itu menghilang” Rachel tertawa picik di depan Kyuhyun membuat pria itu geram.

“Jaga mulutmu Rachel! Dan berhenti bersikap seolah olah kau tidak tahu  apapun!” Kyuhyun membentak “Beritahu aku dimana Hyuna!!!!” suaranya lebih meninggi.

“Atas dasar apa kau menuduhku seperti itu, ha?!” Rachel membalasnya. Tangannya ia lipat di depan dada.

“Oh! Jelas aku menuduhmu. Mengingat obsesimu  padaku”

“Sudah kubilang aku bukan terobsesi padamu! Ini cinta Kyu. Aku mencintaimu”

“Cinta katamu?” Kyuhyun tersenyum melecehkan “Tidur dengan pria lain? Meninggalkan aku disaat ingin menikahimu? Itu Cinta? Itu Definisi cinta untukmu?” Kyuhyun berdesis, merasakan kenangannya kembali pada masa dia terluka akibat seseorang bernama Kim Seo Jung.

“Kyu–” Rachel mendekat dan memegang lengan Kyuhyun lembut. Dan seketika Kyuhyun menyentaknya. Membuat Rachel mendesah “Aku menyesal, aku minta maaf” tatapannya berubah lembut menatap Kyuhyun.

Dulu. Jika dulu Rachel meminta maaf padanya dengan sorot mata seperti itu. Kyuhyun jelas akan mempertimbangkannya karena dia mencintai gadis itu begitu besar. Tapi kini? Semua seakan tak berarti bagi Kyuhyun karena hanya ada satu nama di hatinya, Hyuna.

“Setelah semuanya dan kau baru meminta maaf sekarang?” Kyuhyun mendesis, menatap tak percaya.

“Lebih baik aku melakukannya daripada tidak sama sekali”

“Ya. Tapi kau terlambat. Sangat amat terlambat”

“Oh ayolah Kyu~” Rachel kembali melipat tangannya di depan dada “Selain dari hatimu yang tersakiti, semua tidak ada yang berubah. Beri aku kesempatan, dan aku yakin bisa menyembuhkan lukamu”

“Jelas ada yang berubah!” suara Kyuhyun kembal mennggi “Perasaanku padamu telah berubah. Rasa cintaku untukmu telah mati begitu lama. Kini hanya ada satu cinta di hidupku, Hyuna”

Rachel meradang. Hanya dengan mendegar nama gadis itu Rachel menjadi kacau

“Keluar” lirihnya. Hanya tiba tiba saja.. kata kata itu keluar dari mulutnya. Gadis itu menatap Kyuhyun dengan sorot matanya yang memaksa Kyuhyun masuk dan melihat kesakitannya.

“KELUAR DARI SINI SEKARANG JUGA, BREGSEK! ” Rachel berteriak di depan Kyuhyun, menyuruhnya untuk pergi dengan tangannya yang menunjuk ke arah pintu. Nafasnya terengah “Aku tidak sudi mendengar nama itu lagi di hidupku. Aku benci gadis itu!!”

Kyuhyun mengangguk dalam “Ingat satu hal. Jika terjadi sesuatu pada Hyuna, dan aku tahu kau adalah penyebabnya.. aku tidak akan tinggal diam”

Dan setelah itu, Kyuhyun keluar dengan membanting pintu apartemen Rachel. Meninggalkan gadis itu dengan shock beratnya yang tiba tiba melanda. Satu titik di hatinya tiba tiba terasa perih dan dia sendiri tidak tahu kenapa. Serasa jelly, kakinya melebur hingga membuatnya jatuh terduduk tiba tiba. Rachel memandang kosong pintu apartementnya dengan tangan yang terulur pelan ke arah dadanya. Dan kemudian setetes air mata jatuh di sudut matanya.

Rachel Kim menangis. Saat tangisan terakhirnya adalah bertahun tahun silam. Menangisi ibunya yang meninggal.

PS : Sorry for the very late update. 2 atau 3 hari akan di post part selanjutnya. Dan sebelum hari senin 13 Maret 2015, cerita ini bakal END. Terimakasih yang masih ada dan setia di sini setelah berbulan bulan absen dari dunia tulis menulis. Karena last update adalah December 2014, sekalian mau ucapin Happy New Year 2015! *telatbanget.

ENJOY!

59 thoughts on “Love Line (10/?)

Add yours

  1. dasar psikopat, obsesi & cinta ajj kga bisa bedain😏
    hyuna…….sabar ya sayang, moga kyuhyun cepet” slametin km😭💨

  2. Aduhh rachel jahat banget.. tau kayak gitu dulu jangan hianatin Kyuhyun dong kan tanggung sendiri skrng Kyuhyun Udh berubah perasaannya. semoga hyuna cepet ditemuin.

Leave a reply to kyuhyunsdream Cancel reply

Blog at WordPress.com.

Up ↑